Kamis, 22 Desember 2016

Berkomentar



Komentar :
Bagi yang ingin pasang Wifi, TV berlangganan, dan telepon rumah dengan memakai Indihome Fiber Telkom salah satu cara paling efektif. Saya di rumah juga memasang perangkat itu. Selain Internetnya yang lumayan cepat yaitu bisa mencapai kecepatan 100Mbps dan layanan TV berlangganan, chanel yang disediakan juga cukup banyak, dari movie kartun sampai action pun telah disediakan di Indihome Fiber Telkom. Registrasinya-pun cukup mudah dan murah jadi tidak usah kuatir dengan masalah registrasi.  Tetapi dibalik keunggulan dari Indihome Fiber Telkom diatas ada juga kekurangannya yaitu setelah saya berlangganan selama hampir satu tahun saya mendapat kendala dalam penggunaan Indihome Fiber Telkom  yaitu dari segi internet kecepatan internet dengan kecepatan tinggi hanya pada tanggal muda yaitu dari tanggal 1 sampai tanggal 15, setelah tanggal 15 sampai tqnggal 30 kecepatan internet mulai menurun.
Selain dari segi internet ada juga kendala di segi TV berlangganan. Pertama saya memasang indihome semua chanel bisa dibuka, tetapi berjalan di bulan ke-6 chanel semula  bisa dibuka sekarang tidak bisa dibuka dan harus registrasi lagi untuk membuka chanel tersebut.


Komentar:
Masalah narkoba memang sangat sulit untuk diselesaikan. Tetapi dengan adanya BNN yang sekarang dipimpin oleh Budi Waseso cukup membantu dalam menangani masalah narkoba di Indonesia dengan cara penangannya yang begitu ekstrem itu cukup baik menurut saya. Karena narkoba kalau tidak ditangani secara tegas akan berdampak sangat burut bagi kehidupan manusia.

UPGRIS Bersastra





            Upgris Bersastra adalah salah satu acara untuk memperingati bulan bahasa yang diselenggarakan pada tanggal 19 Oktober 2016 di balairung Universitas PGRI Semarang yang dimulai dari pukul 08.00WIB yang tanpa dipungut biaya tiket masuk untuk semua kalangan.                                                                                                                                                                                                                                                                     

Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengenalkan, 3 BUKU, 3 PEMBACA, 3 KRITIKUS, 1 PENGARANG”. Ketiga buku tersebut adalah buah karya dari Triyanto Triwikomo.                                                                                                             

Acara dimulai dengan pembacaan puisi oleh Bapak Rektor Dr. Muhdi S.H, M.Hum dengan judul “TAKZIAH”, pada sesi pembacaan puisi ini bapak dari Rektor Dr. Muhdi S.H, M.Hum membawakan dengan sangat menghayati isi puisi tersebut dengan alunan gitar yang sangat merdu yang menambah aura puisi tersebut lebih hidup. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi yang dibawakan oleh Ibu Dra. Sri Suciati M.Hum dengan judul “Selir Musim Panas” yang dibawakan dengan metode musikalisasi puisi yang diiringi salah satu mahasiswi semester 1 dengan sangat indah. Dilanjutkan dengan pembacaan 3 buku karya Triyanto Triwikomo.

Pada saat pembacaan, setiap pembaca membacakan dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang membacakan seperti menyanyi, dalam pembacaan melibatkan 5 orang untuk membaca, namun ada sedikit kekurangan saat pembacaan, yaitu suaranya yang kurang keras membuat audiens yang berada disudut-sudut ruangan kurang jelas mendengarnya karena gedung balairung yang begitu luas dan pembaca tidak dilengkapi alat pengeras suara atau yang sering kita sebut dengan microfone sehingga penonton atau pendengar menjadi bertanya-tanya sebetulnya apa yang sedang dibacakan.                                                          

Selanjutnya ada sesi yang sangat unik dan menarik yaitu saat membaca buku dengan dialuni musik dan penari yang membuat semua penonton termasuk saya terdiam menikmati pembacaan buku tersebut, pada sesi ini yang menurut saya paling menarik dan unik untuk disaksikan. Mungkin penonton lain juga berfikir sedemikian. Pembacaan ini di lakukan oleh salah satu Dosen Universitas PGRI Semarang, beliau memiliki ide yang unik dan sangat kreatif dalam memilih penari, dan pemain musik. Dilanjutkan pada sesi bedah buku yang ditampilkan oleh 3 kriktikus yaitu Pakar Posmodern Nur Hidayat, Cerpenis S. Prasetyo Utomo, dan Pegiat buku Widyanuari Eka Putra.                                                                     

Pada sesi ini para kritikus mengulas semua isi dari tiga buku karangan Triyanto Triwikomo tadi, dimulai dari segi bahasa buku tersebut yang katanya susah dipahami, teapi sebenarnya isi tiga buku tersebut mengandung makna yang sangat bagus yaitu mengisahkan tentang kehidupan nyata yang mangandung religi, konflik dan hal-hal lain yang ada di kehidupan.                                                                                                                         
Selanjutnya sesi kuis Biskuit Time dengan menanyakan tentang pendapat mengenai buku karya Triyanto Triwikomo dan siapa yang berani maju ke atas panggung dan menjawab pertanyaan maka akan mendapat hadiah yang berupa buku, dan yang berani maju kedepan adalah salah satu mahasiswa dari progam studi bahasa inggris. Hadiah diserahkan oleh Widyanuari Eka Putra. Setelah itu sesi penutup.                                                                                                                    



SUMARAH SEMAKIN MARAH



Drama sangat banyak jenisnya. Salah satunya adalah drama monolog. Drama monolog merupakan suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran dimana hanya dibutuhkan satu orang untuk melakukan adegan/sketsa. Dengan adanya drama karya sastra yang biasanya hanya dalam bentuk tulisan akan lebih hidup bila dimainkan oleh pemain dengan kualitas diri yang didukung oleh latian dalam membawakan suatu drama.
Kemarin pada tanggal 4 Oktober 2016 theater Gema yang merupakan theater dari Universitas PGRI Semarang mengadakan acara pementasan theater monolog dengan judul “Balada Sumarah”. Dengan harga tiket masuk yang tebilang murah untuk kalangan mahasiswa yaitu 10 ribu rupiah.
Monolog ini menceritakan balada seorang gadis yang benama Sumarah yang lahir dan tinggal di Indonesia. Bapaknya adalah seorang PKI. Gara gara bapaknya hidupnya sengsara meminta surat bersih diri saja sulit, diomong sana sini difitnah yang bukan dirinnya. Akhirnya pkipun muak dia memutuskan untuk pergi ke Arab jadi TKW.
Namun ekspektasi selalu berbanding terbalikdengan realiti, yang dibayangkan Sumarah memang tak sesuai dengan yang Sumarahrasakan di Arab. Pendidikannya yang sampai SMA tak berlaku lagi. Cosinus, tangen, archimedes jadi teori menyetrika baju. Dikotil, mokotil jadi irama kain pel.
Sumarah kandas gajinya hilang ditelan majikan, tak hanya itu bencana mengerikan menimpa dirinya. Dia diperkosa. Adegan dan dialog inilah yang menurut saya paling berkesan di benak audiens dengan property sekotak peti sumarah berteriak teriak “la ya sahid, sakit tuan jangan ahhhhh”.
Kini sumarah tak lagi sama dendam terhadap dirinya dan majikannya sudah sampai ubun-ubun. Dalam diam malam Sumarah menghujam sang majikan sampai tewas, Sumarah tau dia bakal dihukum mati. Tapi Sumarah tak lagi peduli hidupnya kini tak lagi penting. Sumarah tak perlu pembela dan apalagi dibela. Dan akhirnya nilah Sumarah wanita TKW dari Indonesia yang mati pasrah di Arab.
Pementasan monolog ini sangatlah menarik karena tidak hanya kalangan mahasiswa UPGRIS yang menonton namun anak SMA Grinsing yang jauh jauh dari Batang. Datang dan menyaksikan monolog ini.
Menurut saya pementasan monolog ini sangatlah bermanfaat karena bisa menambah pengetahuan khususnya untuk mahasiswa jurusan bahasa sastra juga untuk kalangan mahasiswa penikmat sastra karena biasanya mahasiswa malas untuk menonton pementasan yang jauh dari zona aman dan nyamannya.




Nama   : Muhamad Ainurrifqi
NPM   : 15410201
Kelas   : 3E


Saya akan menanggapi essay teman saya yang bernama Andaru Mahayekti yang ada diatas tersebut.
Dalam sebuah penulisa esai ada 3 titik penting yang harus diketahui, yaitu 1. Penjelasan pendapat atau pandangan 2. Pembuktian 3. Contoh.

1.      Pendapat atau Pandangan
Bagian awal yang berisi pendapat atau pandangan penulis tentang suatu hal atau topik.
2.      Pembuktian
Bagian dari esai yang berisikan tentang pembuktian yang mendukung
pendapat atau pandangan tersebut.
3.      Fakta atau Contoh
Bagian dari esai yang memberikan atau memaparkan fakta-fakta yang mendukung pandangan tersebut.

            Dan menurut saya esai yang anda buat sudah cukup bagus karena hampir mencakup inti-inti dari pembuatan esai. Contoh pada paragraf terakhir “Menurut saya pementasan monolog ini sangatlah bermanfaat karena bisa menambah pengetahuan khususnya untuk mahasiswa jurusan bahasa sastra” ini sudah memenuhi sayarat pembuatan esai yaitu pada point 1 tentang pendapat atau pandangan.

Seharusnya pada paragraf 1,2, dan 3 tidak perlu diceritakan karena tidak masuk dalam inti pembuatan esai. Dan pada paragraf ke-3 yaitu pada point “Dengan harga tiket masuk yang tebilang murah untuk kalangan mahasiswa yaitu 10 ribu rupiah.” Ini akan lebih baik jika tidak disebutkan dalam esai karena pada kalimat ini mengandung unsur promosi yang pembaca yang punya pemikiran jelek akan memandang esai anda terlihat kurang bagus.

Pada paragraf ke-6 “Adegan dan dialog inilah yang menurut saya paling berkesan di benak audiens dengan property sekotak peti sumarah berteriak teriak “la ya sahid, sakit tuan jangan ahhhhh”.”  juga sudah memenuhi syarat pembuatan esai yaitu pada hal pembuktian, dari paragraf ke-6 tadi membuktikan bahwa dalam point ini dapat mendukung pendapat atau pandangan yang anda peroleh.
Dan yang terakhir, kekurangan dari esai ini adalah kurangnya Fakta atau Contoh, seharusnya dalam esai ini dapat ditambahkan hubungan drama ini dengan kehidupan nyata, apakah drama ini ada hubungannya dengan kehidupan nyata atau tidak.